Macam Penyakit Anak yang Perlu dan Tidak Perlu Antibiotik,- Pemberian antibiotik berlebihan tampaknya semakin meningkat dan semakin mengkhawatirkan. Pemberian antibiotika secara berlebihan artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya.

Antibiotik bukan obat penyembuh segala penyakit. Tepatlah mengunakan obat yang mengandung antibiotik. Terlalu sering meminumnya justru membuat bakteri kebal terhadap antibiotik. Antibiotik hanya menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus akan sembuh sendiri oleh kekebalan tubuh. Itu sebabnya, sebaiknya tidak sembarangan memberi anak antibiotik. Karena pemberian antibiotik yang terus menerus justru membuat kuman jadi resisten atau kebal terhadap ntibiotik.

Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotik. Sehingga banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotik di Indonesia jauh banyak dan lebih mencemaskan.
Macam Penyakit Anak yang Perlu dan Tidak Perlu Antibiotik untuk si buah hati

Macam Penyakit Anak yang Perlu dan Tidak Perlu Antibiotik

Indikasi Pemberian Antibiotik

  1. Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 - 14 hari yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika
  2. Bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas  lebih dari  39 derajat Celcius dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate. Bila dalam 2 - 3 hari membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik atau biasanya selama 10 - 14 hari.
  3. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini.
  4. Infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan kultur darah atau urine. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran kemih, dilakukan pemeriksaan kultur urine. Setelah beberapa hari akan diketahui bila ada infeksi bakteri berikut jenis dan sensitivitas terhadap antibiotika.
  5. Penyakit Tifus. Untuk mengetahui penyakit tifus harus dilakukan pemeriksaan darah Widal dan kultur darah gal. Anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami infeksi virus sering mengalami overdiagnosis penyakit Tifus. Sering terjadi kesalahan persepsi dalam pembacaan hasil laboratorium. Infeksi virus dengan peningkatan sedikit pemeriksaan nilai widal sudah divonis gejala tifus dan dihantam dengan antibiotika.
Di Indonesia, mitos dan kekeliruan masih banyak dianut sebagian dokter di Indonesia.Berikut adalah kondisi yang tak perlu antibiotika 

Kondisi Yang Tidak Perlu Antibiotik

  1. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang disebabkan virus.
  2. Perubahan warna dahak dan ingus menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis infeksi saluran napas atas karena virus, dan bukan merupakan indikasi antibiotika.
  3. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri.
  4. Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah virus. Dengan kata lain, seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 - 15% penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk "self limiting disease" atau penyakit yang sembuh sendiri dalam waktu 5 - 7 hari.   Sebagian besar penyakit infeksi diare, batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus.  Secara umum setiap anak akan mengalami 2 hingga 9 kali penyakit saluran napas karena virus. Sebaiknya jangan terlalu mudah mendiagnosis (overdiagnosis) sinusitis pada anak. Bila tidak terdapat komplikasi lainnya secara alamiah pilek, batuk dan pengeluaran cairan hidung akan menetap paling lama sampai 14 hari setelah gejala lainnya membaik
  5. Sebuah penelitian terhadap gejala pada 139 penderita pilek(flu) karena virus didapatkan bahwa pemberian antibiotik pada kelompok kontrol tidak memperbaiki cairan mucopurulent dari hidung. Antibiotika tidak efektif mengobati infeksi saluran napas atas dan tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan. Sebagian besar infeksi saluran napas atas termasuk sinus paranasalis sangat jarang sekali terjadi komplikasi bakteri.
Demikian informasi tentang macam penyakit pada anak yang perlu dan tidak perlu antibiotik, semoga dapat bermanfaat buat anda untuk dapat menjaga buah hati kita dengan baik.Terima kasih atas kunjungan anda.
Sumber : http://health.kompas.com

 

0 komentar:

Posting Komentar